Senin, 02 Juli 2018

ANALISIS POTENSI LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT EUCHEUMA CHOTTONII MENGGUNAKAN METODE SCORE DI PERAIRAN LAUT DEMAK


                ANALISIS POTENSI LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT
EUCHEUMA CHOTTONII MENGGUNAKAN METODE SCORE DI
PERAIRAN LAUT DEMAK

Richmen Jesael Simamora
08051281520060
Fakultan MIPA, Jurusan Ilmu Kelautan UNSRI

ABSTRAK
Pemilihan lokasi merupakan langkah pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut. Pertumbuhan rumput laut sangat ditentukan oleh kondisi ekologi setempat. Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode matching untuk menentukan lokasi budidaya rumput laut berdasarkan kondisi perairan. Proses penentuan lokasi yang akan dijadikan tempat budidaya rumput laut dilakukan dengan cara pertama nilai kekeruhan, total suspended material (TSM), dan klorofil a yang nantinya nilai ini akan digunakan dalam penilaian metode score. Hasil yang diperoleh dari sistem penentuan lokasi untuk budidaya rumput laut dengan metode score yang dibantu dari hasil penginderaan jauh menggunakan Citra Satelit Landsat. Lokasi yang akan diamati kesesuaian lahannya terdapat pada Laut Demak yang merupakan perairan dari Kabupaten Demak. Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi. Kesesuaian lokasi tersebut didukung oleh nilai toleransi dari rumput laut terhadap ke empat parameter yang diamati pada pembahasan kali ini. Yang dimana nilai toleransi dari rumput laut dari parameter suhu harus berkisar antara 26-32oC, dari parameter salinitas toleransi rumput laut untuk dapat tumbuh dengan optimal harus berada pada rentang 32-35 ppt, dari segi parameter DO( oksigen terlarut) yang ditinjau harus berada pada rentang nilai 3-8 mg/l sedangkan dari parameter muatan padatan tersuspensinya harus pada rentang nilai ≤ 20 mg/l.

Kata kunci: metode score, total suspended solid, DO, salinitas, suhu 



I.      Pendahuluan


Rumput laut Indonesia telah diakui oleh dunia. Produk rumput laut yang paling diminati adalah rumput laut kering karena dapat diolah langsung menjadi bahan jadi. Rumput laut di Indonesia memiliki potensi yang tinggi, pada tahun 2010 mampu mengekspor 123.075 ton rumput laut ke pasar dunia. Pengekspor rumput laut terbesar terdapat di Propinsi Jawa Timur dengan peghasilan 70.945 ton (56,02%) selanjutnya pengeksor terbesar kedua terdapat di Propinsi Sulawesi Selatan yang mampu mengekspor 50.953 ton (41,90%) per tahun. Sedangkan Propinsi Jawa Tengah hanya mampu menghasilkan 649 ton (1,57%).
Pemilihan lokasi merupakan langkah pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut. Pertumbuhan rumput laut sangat ditentukan oleh kondisi ekologi setempat.
 Oleh karena itu perlu dibangunnya suatu sistem informasi untuk mengetahui di lokasi atau daerah mana saja yang layak untuk budidaya rumput laut. Selain mengetahui lokasi yang cocok untuk budidaya perlu ada informasi mengenai kriteria atau parameter perairan untuk budidaya rumput laut.
Penggunaan metode score dengan penginderaan jauh pernah dilakukan oleh penelitian lain dimana penelitiannya mengenai pemanfaatan penginderaan jauh pada daerah aliran sungai progo untuk penggunaan tempat budidaya ikan air tawar di kabupaten Sleman dengan menggunakan metode score. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memetakan potensi lahan rumput laut dan mengetahui kriteria kualitas air  pada Laut Demak yang akan dimanfaatkan.
Kesesuaian lahan merupakan bagian dari suatu kunci sukses dalam kegiatan akuakultur yang mempengaruhi kesuksesan dan keberlanjutannya serta dapat memecah konflik antara berbagai kegiatan dan membuat penggunaan lahan lebih rasional Penentuan lahan terdapat beberapa faktor yang di kondisikan dengan kebutuhan lahan, diantaranya penelitian kualitas air dan tanah sebagai dasar penetapan kesesuaian lahan budidaya tambak yang merupakan proses dalam pendugaan potensi sumber daya lahan.
Namun begitu, permasalahan yang mengemuka saat ini adalah rendahnya harga jual panen rumput laut dari petani. Dan, harga rumput laut tersebut dari tahun ke tahun cenderung menurun. Menurunnya harga jual rumput laut di tingkat petani, pada khususnya di laut Demak, lebih disebabkan pada rendahnya mutu rumput laut hasil panenan. Secara teknis, kualitas hasil panen rumput laut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan budidaya , dalam hal ini kualitas air laut di lokasi budidaya.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dimana terdapat 17.508 pulau yang dipisahkan oleh laut. Setiap pulau yang berbatasan dengan laut memiliki pantai. Garis pantai keseluruhan pulau di Indonesia mencapai 99.093 Km. Pantai-pantai di Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah pada hasil laut dan budidaya terhadap sumber daya alamnya. Salah satu budidaya alam yang dikembangkan di Indonesia adalah rumput laut. Penentuan  lokasi  budidaya  rumput  laut  tidak  jarang  mengalami  kendala  yang  membutuhkan  banyak  waktu, biaya serta tenaga. Teknologi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi solusi yang baik dalam penentuan lokasi yang sesuai untuk pengembangan budidaya rumput laut.
1. Menyusun Peta Tematik
Titik-titik pengamatan dari data lapangan yang berupa suhu, kecepatan arus, tinggi gelombang, kecerahan air, pH, salinitas, oksigen terlarut, karbon dioksida, nitrat, dan fosfat dan klorofil-a dianalisis dengan analisis geosatistik, yaitu dengan menginterpolasi data titik menjadi area (polygon) menggunakan metode nearest neighbour (Prahasta, 2002). Hasil interpolasi masing-masing kualitas perairan tersebut kemudian disusun dalam bentuk peta-peta tematik.
2. Klasifikasi Kelas Kesesuaian
Klasifikasi tingkat kesesuaian lahan dilakukan dengan menyusun matrik kesesuaian untuk menilai kelayakan atas dasar pemberian skor pada parameter pembatas kegiatan budidaya rumput laut. Klas kesesuaian parameter pembatas budidaya tersebut ditentukan berdasarkan respon pertumbuhan organisme budidaya.
Total skor dari hasil perkalian nilai parameter dengan bobotnya tersebut selanjutnya dipakai untuk menentukan klas kesesuaian lahan budidaya rumput laut berdasarkan karakteristik kualitas perairan dengan perhitungan sebagai berikut:
Y = ∑ ai. Xn
Dimana: 
Y = Nilai Akhir
ai = Faktor pembobot
Xn = Nilai tingkat kesesuaian lahan
Interval kelas kesesuaian lahan diperoleh berdasarkan metode Equal Interval guna membagi jangkauan nilai-nilai atribut ke dalam subsub jangkauan dengan ukuran yang sama. Perhitungannya adalah sebagai berikut:
I = Interval klas kesesuaian lahan
k = Jumlah klas kesesuaian lahan yang        diinginkan
Berdasarkan rumus dan perhitungan diatas diperoleh interval kelas  dan nilai (skor) kesesuaian lahan sebagai berikut:
        (∑ ai.Xn)−(∑ ai.Xn) min
I =
                          k

40 – 51 = Sesuai (S1)
28 – 39 = Kurang Sesuai (S2)
17 – 27 = Tidak Sesuai (N)
Penentuan metoda budidaya yang sesuai untuk budidaya rumput laut dilakukan dengan metoda Score antara klas kesesuaian wilayah perairan yang sudah terbentuk dengan kriteria metoda budidaya rumput laut. Kriteria penentuan metoda tanam rumput laut berdasarkan dari kriteria Aslan. 

II.            METODOLOGI

Lokasi yang akan diamati kesesuaian lahannya terdapat pada Laut Demak yang merupakan perairan dari Kabupaten Demak. Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada 6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi.
Kabupaten Demak memiliki luas wilayah seluas ± 1.149,07 km², yang terdiri dari daratan seluas ± 897,43 km², dan lautan seluas ± 252,34 km². Sedangkan kondisi tekstur tanahnya, wilayah Kabupaten Demak terdiri atas tekstur tanah halus (lanau) dan tekstur tanah sedang (lempung). Dilihat dari sudut kemiringan tanah, rata-rata datar. Dengan ketinggian permukaan tanah dari permukaan air laut (sudut elevasi) wilayah kabupaten Demak terletak mulai dari 0 m sampai dengan 100 m.
Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan data-data primer dan sekunder. Data sekunder yang berupa data angin didapat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan data perairan Laut Demak.
Pengolahan data yang dilakukan untuk menentukan transport sedimen pada Laut Demak adalah dengan menggunakan ArcGIS, dan data kesesuaian lahan pada rumput laut. Pada pengolahan citra pada ArcGIS akan diperoleh data baru yang sudah dilakukan pengolahan dalam bentuk ‘.jpg’.
Parameter Kesesuaian Rumput Laut
 Budidaya rumput laut memerlukan lahan yang sesuai untuk perkembangannya. Lahan yang sesuai untuk budidaya rumput laut dikelompokan dalam beberapa parameter dan tingkatannya seperti Tabel II. 1. Menurut Standar Nasional Indonesia Budidaya Rumput Laut 2010 dikelompokan parameter-parameter kesesuaian rumput laut dengan tingkatan Sesuai, Cukup Sesuai, Tidak Sesuai. Dalam keadaan yang sesuai, perkembangan rumput laut akan menjadi maksimal. Sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan pembukaan lahan pekerjaan baru bagi masyarakat pesisir. Lahan budidaya rumput laut yang sesuai sangat dibutuhkan.


III. HASIL DAN PEMBAHASAN



Dari pengolahan yang telah dilakukan dapat dilihat hasilnya seperti yang diatas, dimana terdapat luasan daerah yang berpotensi untuk dijadikan lokasi budidaya rumput laut dengan metode scoring. Pada peta diatas dapat dilihat bahwa lokasi yang berpotensi untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya rumput laut sangatlah kecil bila dibandingkan dengan lokasi yang tidak sesuai maupun yang hanya cukup sesuai di perairan tersebut.
Wilayah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya rumput laut cenderung berada pada wilayah yang dekat dengan daratan, sedangkan lokasi yang cukup berpotensi untuk dijadikan lokasi budidaya pada perairan tersebut cenderung berada pada perairan yang cenderung jauh dari daratan dan demikian juga dengan lokasi yang tidak berpotensi untuk dijadikan lokasi budidaya rumput laut cenderung jauh dari daratan atau dapat dikatakan cenderung berada pada laut lepas.
Pembagian wilayah tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh suhu, salinitas, oksigen terlarut, dan muatan padatan tersuspensi. Yang dimana ke empat fator tersebut harus saling berkorelasi antar ke empat faktor yang akan diamati sebagai lokasi budidaya rumput laut. Hal ini karena rumput laut memiliki nilai parameter yang tertentu yang memungkinkan untuk sebagai lokasi budidaya.
Kesesuaian lokasi tersebut didukung oleh nilai toleransi dari rumput laut terhadap ke empat parameter yang diamati pada pembahasan kali ini. Yang dimana nilai toleransi dari rumput laut dari parameter suhu harus berkisar antara 26-32oC, dari parameter salinitas toleransi rumput laut untuk dapat tumbuh dengan optimal harus berada pada rentang 32-35 ppt, dari segi parameter DO( oksigen terlarut) yang ditinjau harus berada pada rentang nilai 3-8 mg/l sedangkan dari parameter muatan padatan tersuspensinya harus pada rentang nilai ≤ 20 mg/l.
Evaluasi kesesuaian lahan sangat penting dilakukan karena lahan memiliki sifat fisik, sosial, ekonomi dan geografi yang bervariasi atau lahan diciptakan tidak sama. Evaluasi kesesuaian lahan dapat memprediksi keragaman lahan dalam hal keuntungan yang diharapkan dari penggunaan lahan dan kendala penggunaan lahan yang produktif serta degradasi lingkungan yang diperkirakan akan terjadi karena penggunaan lahan.


IV. KESIMPULAN
1.    Luasan wilayah yang layak dijadikan sebagai lokasi budidaya relative dekat dengan daratan.
2.    Luasan wilayah yang tidak layak dijadikan sebagai lokasi budidaya terletak jauh dari daratan.
3.    Lokasi yang berpotensi dijadikan tempat budidaya sangatlah kecil bila dibandingkan dengan luas perairan di daerah tersebut.
4.    Pembagian kesesuaian lokasi dipengaruhi oleh DO, suhu, salinitas, dan muatan padatan tersuspensi.
5.    Evaluasi kesesuaian lahan dapat memprediksi keragaman lahan dalam hal keuntungan yang diharapkan dari penggunaan lahan.



DAFTAR PUSTAKA

Ariyati R W,  Lachmuddin S, Endang A. 2007. Analisis Kesesuaian Perairan Pulau Karimunjawa  Dan Pulau Kemujan Sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut  Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut. Vol 3(1): 27-45.
Hidayat H T. 2013. Penggunaan Metode Matching Untuk Penentuan Kesesuaian Lokasi Budidaya Rumput Laut Di Kabupaten Sumenep Menggunakan Sistem Informasi Geografi. SCAN. Vol 8(3): 35-40. ISSN : 1978-0087.
Yudantho A, Arwan P W, Abdi S. 2016. Analisis Potensi Lokasi Budidaya Rumput Laut  Eucheuma Chottonii Menggunakan Citra Landsat 8 Di  Perairan Laut Demak. Jurnal Geodesi Undip. Vol 5(3):28-40. ISSN : 2337-845X.





                                                                                                                                      












                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APLIKASI PENGHASIL UANG TERBAIK DI 2020 hallo sahabat keren...... ini dia aplikasi penghasil uang yang anda cari-cari selama ini ...