ANALISIS POTENSI LOKASI BUDIDAYA RUMPUT LAUT
EUCHEUMA CHOTTONII MENGGUNAKAN METODE SCORE DI
PERAIRAN LAUT DEMAK
Richmen Jesael Simamora
08051281520060
Fakultan MIPA, Jurusan Ilmu Kelautan UNSRI
ABSTRAK
Pemilihan lokasi merupakan langkah pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut. Pertumbuhan
rumput laut sangat ditentukan oleh kondisi ekologi setempat. Penelitian ini
bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode
matching untuk menentukan lokasi budidaya rumput laut berdasarkan kondisi
perairan. Proses penentuan lokasi yang akan dijadikan tempat budidaya rumput
laut dilakukan dengan cara pertama nilai kekeruhan, total suspended material
(TSM), dan klorofil a yang nantinya nilai ini akan digunakan dalam penilaian
metode score. Hasil yang diperoleh dari sistem penentuan lokasi untuk budidaya
rumput laut dengan metode score yang dibantu dari hasil penginderaan jauh
menggunakan Citra Satelit Landsat. Lokasi yang akan diamati kesesuaian lahannya
terdapat pada Laut Demak yang merupakan perairan dari Kabupaten Demak.
Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang terletak pada
6º43'26" - 7º09'43" LS dan 110º48'47" BT dan terletak sekitar
25 km di sebelah timur Kota Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi. Kesesuaian lokasi tersebut didukung oleh nilai toleransi
dari rumput laut terhadap ke empat parameter yang diamati pada pembahasan kali
ini. Yang dimana nilai toleransi dari rumput laut dari parameter suhu harus
berkisar antara 26-32oC, dari parameter salinitas toleransi rumput
laut untuk dapat tumbuh dengan optimal harus berada pada rentang 32-35 ppt,
dari segi parameter DO( oksigen terlarut) yang ditinjau harus berada pada
rentang nilai 3-8 mg/l sedangkan dari parameter muatan padatan tersuspensinya
harus pada rentang nilai ≤ 20 mg/l.
Kata kunci: metode score, total suspended solid, DO, salinitas,
suhu
I.
Pendahuluan
Rumput laut Indonesia telah diakui oleh dunia. Produk
rumput laut yang paling diminati adalah rumput laut kering karena dapat diolah
langsung menjadi bahan jadi. Rumput laut di Indonesia memiliki potensi yang
tinggi, pada tahun 2010 mampu mengekspor 123.075 ton rumput laut ke pasar
dunia. Pengekspor rumput laut terbesar terdapat di Propinsi Jawa Timur dengan
peghasilan 70.945 ton (56,02%) selanjutnya pengeksor terbesar kedua terdapat di
Propinsi Sulawesi Selatan yang mampu mengekspor 50.953 ton (41,90%) per tahun.
Sedangkan Propinsi Jawa Tengah hanya mampu menghasilkan 649 ton (1,57%).
Pemilihan lokasi merupakan langkah pertama yang sangat
penting dalam menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut. Pertumbuhan
rumput laut sangat ditentukan oleh kondisi ekologi setempat.
Oleh karena itu
perlu dibangunnya suatu sistem informasi untuk mengetahui di lokasi atau daerah
mana saja yang layak untuk budidaya rumput laut. Selain mengetahui lokasi yang
cocok untuk budidaya perlu ada informasi mengenai kriteria atau parameter perairan
untuk budidaya rumput laut.
Penggunaan metode score dengan penginderaan jauh pernah
dilakukan oleh penelitian lain dimana penelitiannya mengenai pemanfaatan
penginderaan jauh pada daerah aliran sungai progo untuk penggunaan tempat
budidaya ikan air tawar di kabupaten Sleman dengan menggunakan metode score.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memetakan potensi lahan
rumput laut dan mengetahui kriteria kualitas air pada Laut Demak yang akan dimanfaatkan.
Kesesuaian lahan merupakan bagian dari suatu kunci sukses
dalam kegiatan akuakultur yang mempengaruhi kesuksesan dan keberlanjutannya
serta dapat memecah konflik antara berbagai kegiatan dan membuat penggunaan
lahan lebih rasional Penentuan lahan terdapat beberapa faktor yang di kondisikan
dengan kebutuhan lahan, diantaranya penelitian kualitas air dan tanah sebagai
dasar penetapan kesesuaian lahan budidaya tambak yang merupakan proses dalam
pendugaan potensi sumber daya lahan.
Namun begitu, permasalahan yang mengemuka saat ini adalah
rendahnya harga jual panen rumput laut dari petani. Dan, harga rumput laut
tersebut dari tahun ke tahun cenderung menurun. Menurunnya harga jual rumput
laut di tingkat petani, pada khususnya di laut Demak, lebih disebabkan pada
rendahnya mutu rumput laut hasil panenan. Secara teknis, kualitas hasil panen
rumput laut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan budidaya , dalam hal ini
kualitas air laut di lokasi budidaya.
Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia dimana terdapat 17.508 pulau yang dipisahkan oleh
laut. Setiap pulau yang berbatasan dengan laut memiliki pantai. Garis pantai
keseluruhan pulau di Indonesia mencapai 99.093 Km. Pantai-pantai di Indonesia
memiliki potensi alam yang melimpah pada hasil laut dan budidaya terhadap
sumber daya alamnya. Salah satu budidaya alam yang dikembangkan di Indonesia
adalah rumput laut. Penentuan
lokasi budidaya rumput
laut tidak jarang
mengalami kendala yang
membutuhkan banyak waktu, biaya serta tenaga. Teknologi
penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi solusi yang baik
dalam penentuan lokasi yang sesuai untuk pengembangan budidaya rumput laut.
1.
Menyusun Peta Tematik
Titik-titik pengamatan dari
data lapangan yang berupa suhu, kecepatan arus, tinggi gelombang, kecerahan
air, pH, salinitas, oksigen terlarut, karbon dioksida, nitrat, dan fosfat dan
klorofil-a dianalisis dengan analisis geosatistik, yaitu dengan menginterpolasi
data titik menjadi area (polygon) menggunakan metode nearest neighbour
(Prahasta, 2002). Hasil interpolasi masing-masing kualitas perairan tersebut
kemudian disusun dalam bentuk peta-peta tematik.
2.
Klasifikasi Kelas Kesesuaian
Klasifikasi tingkat
kesesuaian lahan dilakukan dengan menyusun matrik kesesuaian untuk menilai
kelayakan atas dasar pemberian skor pada parameter pembatas kegiatan budidaya
rumput laut. Klas kesesuaian parameter pembatas budidaya tersebut ditentukan
berdasarkan respon pertumbuhan organisme budidaya.
Total skor dari hasil
perkalian nilai parameter dengan bobotnya tersebut selanjutnya dipakai untuk
menentukan klas kesesuaian lahan budidaya rumput laut berdasarkan karakteristik
kualitas perairan dengan perhitungan sebagai berikut:
Y
= ∑ ai. Xn
Dimana:
Y = Nilai Akhir
ai = Faktor pembobot
Xn = Nilai tingkat
kesesuaian lahan
Interval kelas kesesuaian
lahan diperoleh berdasarkan metode Equal Interval guna membagi jangkauan
nilai-nilai atribut ke dalam subsub jangkauan dengan ukuran yang sama.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
I = Interval klas
kesesuaian lahan
k = Jumlah klas kesesuaian
lahan yang diinginkan
Berdasarkan rumus dan
perhitungan diatas diperoleh interval kelas
dan nilai (skor) kesesuaian lahan sebagai berikut:
(∑ ai.Xn)−(∑ ai.Xn) min
I
=
k
40 – 51 = Sesuai (S1)
28 – 39 = Kurang Sesuai
(S2)
17 – 27 = Tidak Sesuai (N)
Penentuan metoda budidaya
yang sesuai untuk budidaya rumput laut dilakukan dengan metoda Score antara klas kesesuaian wilayah
perairan yang sudah terbentuk dengan kriteria metoda budidaya rumput laut.
Kriteria penentuan metoda tanam rumput laut berdasarkan dari kriteria Aslan.
II.
METODOLOGI
Lokasi
yang akan diamati kesesuaian lahannya terdapat pada Laut Demak yang merupakan
perairan dari Kabupaten Demak. Kabupaten Demak adalah salah satu Kabupaten di
Jawa Tengah yang terletak pada 6º43'26" - 7º09'43" LS dan
110º48'47" BT dan terletak sekitar 25 km di sebelah timur Kota
Semarang. Demak dilalui jalan negara (pantura) yang
menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi.
Kabupaten
Demak memiliki luas wilayah seluas ± 1.149,07 km², yang terdiri dari
daratan seluas ± 897,43 km², dan lautan seluas ± 252,34 km².
Sedangkan kondisi tekstur tanahnya, wilayah Kabupaten Demak terdiri atas
tekstur tanah halus (lanau) dan tekstur tanah sedang (lempung). Dilihat
dari sudut kemiringan tanah, rata-rata datar. Dengan ketinggian permukaan tanah
dari permukaan air laut (sudut elevasi) wilayah kabupaten Demak terletak mulai
dari 0 m sampai dengan 100 m.
Metode pengolahan data pada
penelitian ini adalah dengan menggunakan data-data primer dan sekunder. Data
sekunder yang berupa data angin didapat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) dan data perairan Laut Demak.
Pengolahan data yang
dilakukan untuk menentukan transport sedimen pada Laut Demak adalah dengan
menggunakan ArcGIS, dan data kesesuaian lahan pada rumput laut. Pada pengolahan
citra pada ArcGIS akan diperoleh data baru yang sudah dilakukan pengolahan
dalam bentuk ‘.jpg’.
Parameter
Kesesuaian Rumput Laut
Budidaya rumput laut memerlukan lahan yang sesuai untuk
perkembangannya. Lahan yang sesuai untuk budidaya rumput laut dikelompokan
dalam beberapa parameter dan tingkatannya seperti Tabel II. 1. Menurut Standar
Nasional Indonesia Budidaya Rumput Laut 2010 dikelompokan parameter-parameter
kesesuaian rumput laut dengan tingkatan Sesuai, Cukup Sesuai, Tidak Sesuai.
Dalam keadaan yang sesuai, perkembangan rumput laut akan menjadi maksimal.
Sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan pembukaan lahan pekerjaan baru
bagi masyarakat pesisir. Lahan budidaya rumput laut yang sesuai sangat
dibutuhkan.
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari pengolahan yang telah
dilakukan dapat dilihat hasilnya seperti yang diatas, dimana terdapat luasan
daerah yang berpotensi untuk dijadikan lokasi budidaya rumput laut dengan
metode scoring. Pada peta diatas dapat dilihat bahwa lokasi yang berpotensi
untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya rumput laut sangatlah kecil bila
dibandingkan dengan lokasi yang tidak sesuai maupun yang hanya cukup sesuai di
perairan tersebut.
Wilayah yang berpotensi
untuk dijadikan sebagai lokasi budidaya rumput laut cenderung berada pada
wilayah yang dekat dengan daratan, sedangkan lokasi yang cukup berpotensi untuk
dijadikan lokasi budidaya pada perairan tersebut cenderung berada pada perairan
yang cenderung jauh dari daratan dan demikian juga dengan lokasi yang tidak
berpotensi untuk dijadikan lokasi budidaya rumput laut cenderung jauh dari
daratan atau dapat dikatakan cenderung berada pada laut lepas.
Pembagian wilayah tersebut
terjadi karena dipengaruhi oleh suhu, salinitas, oksigen terlarut, dan muatan
padatan tersuspensi. Yang dimana ke empat fator tersebut harus saling berkorelasi
antar ke empat faktor yang akan diamati sebagai lokasi budidaya rumput laut.
Hal ini karena rumput laut memiliki nilai parameter yang tertentu yang
memungkinkan untuk sebagai lokasi budidaya.
Kesesuaian lokasi tersebut
didukung oleh nilai toleransi dari rumput laut terhadap ke empat parameter yang
diamati pada pembahasan kali ini. Yang dimana nilai toleransi dari rumput laut
dari parameter suhu harus berkisar antara 26-32oC, dari parameter
salinitas toleransi rumput laut untuk dapat tumbuh dengan optimal harus berada
pada rentang 32-35 ppt, dari segi parameter DO( oksigen terlarut) yang ditinjau
harus berada pada rentang nilai 3-8 mg/l sedangkan dari parameter muatan
padatan tersuspensinya harus pada rentang nilai ≤ 20 mg/l.
Evaluasi kesesuaian lahan
sangat penting dilakukan karena lahan memiliki sifat fisik, sosial, ekonomi dan
geografi yang bervariasi atau lahan diciptakan tidak sama. Evaluasi kesesuaian
lahan dapat memprediksi keragaman lahan dalam hal keuntungan yang diharapkan
dari penggunaan lahan dan kendala penggunaan lahan yang produktif serta
degradasi lingkungan yang diperkirakan akan terjadi karena penggunaan lahan.
IV.
KESIMPULAN
1.
Luasan
wilayah yang layak dijadikan sebagai lokasi budidaya relative dekat dengan daratan.
2.
Luasan
wilayah yang tidak layak dijadikan sebagai lokasi budidaya terletak jauh dari
daratan.
3.
Lokasi
yang berpotensi dijadikan tempat budidaya sangatlah kecil bila dibandingkan
dengan luas perairan di daerah tersebut.
4.
Pembagian
kesesuaian lokasi dipengaruhi oleh DO, suhu, salinitas, dan muatan padatan
tersuspensi.
5.
Evaluasi
kesesuaian lahan dapat memprediksi keragaman lahan dalam hal keuntungan yang
diharapkan dari penggunaan lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyati R W, Lachmuddin S, Endang A. 2007. Analisis
Kesesuaian Perairan Pulau Karimunjawa
Dan Pulau Kemujan Sebagai Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pasir Laut. Vol 3(1): 27-45.
Hidayat H T. 2013. Penggunaan
Metode Matching Untuk Penentuan Kesesuaian Lokasi Budidaya Rumput Laut Di
Kabupaten Sumenep Menggunakan Sistem Informasi Geografi. SCAN. Vol 8(3): 35-40. ISSN : 1978-0087.
Yudantho A, Arwan P W, Abdi
S. 2016. Analisis Potensi Lokasi Budidaya Rumput Laut Eucheuma Chottonii Menggunakan Citra Landsat
8 Di Perairan Laut Demak. Jurnal Geodesi Undip. Vol 5(3):28-40. ISSN
: 2337-845X.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar